Strategi Dekarbonisasi PTPN Group – FDI Global

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, PT Perkebunan Nusantara Group secara konsisten berkomitmen untuk mengelola bisnis perkebunannya secara berkelanjutan. Sejak awal tahun 2012, PTPN Group telah menerapkan Kebijakan Keberlanjutan yang menjunjung tinggi keseimbangan antara people, planet, dan profit. Hal ini dapat dilihat dimana PTPN Group berperan sebagai salah satu pionir untuk memastikan standar global produksi minyak sawit berkelanjutan melalui sertifikasi seperti Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), International Sustainability and Carbon Certification (ISCC ), dan untuk komoditas lain yang dikenal sebagai Sertifikasi Rainforest Alliance.

Sesuai dengan arahan Kementerian BUMN RI sebagai pemegang saham, PTPN Group mendukung program dekarbonisasi dalam mencapai Nationally Recognized Contributions (NDCs) yang terdiri dari 29% perusahaan milik badan usaha dan 41% bantuan asing pada tahun 2030. Berdasarkan tahun 2019 kami perhitungan emisi pada bulan September – November 2021, total emisi CO2 yang dihasilkan oleh PTPN Group adalah sebesar 2.849 kt CO2 , dimana 64% dari emisi tersebut atau total sebesar 1.824 kt berasal dari limbah cair pabrik kelapa sawit. Perhitungan penyerapan CO2 yang berasal dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di seluruh area Grup PTPN per tahun adalah 1.070 kt CO2, sehingga emisi karbon bersih perusahaan menjadi 1.790 kt CO2.

Penelitian menunjukkan peningkatan emisi CO2 pada tahun 2019 mulai dari 1.790 kt menjadi 2.540 kt pada tahun 2030, dan 2.552 kt pada tahun 2060. Skenario “Business – as – Usual” (BAU) diperoleh dari pertumbuhan produktivitas kelapa sawit sehingga kenaikan dalam emisi CO2 sebagian besar disebabkan oleh peningkatan POME dari produksi kelapa sawit, cara pengolahan, penggunaan pupuk dan pestisida.

Selain itu, PTPN Grup juga melakukan beberapa inisiatif yang ditujukan untuk mengurangi emisi CO2 sebagai bagian dari kebijakan keberlanjutan yang terbagi dalam 5 (lima) sektor sebagai berikut:

  1. Energi; mengoptimalkan pemanfaatan biogas POME sebagai energi terbarukan, pembangkit listrik tenaga biomassa (tandan buah kosong/EFB) dan menciptakan pembangkit listrik tenaga surya.
  2. Limbah; untuk mengelola limbah cair di pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dan memanfaatkan pembangkit listrik pendingin di pabrik untuk digunakan kembali dengan sistem pengolahan air closed loop di pabrik gula.
  3. Proses Industri dan Penggunaan Produk; bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi dengan memaksimalkan kapasitasnya (merevitalisasi peralatan, pengembangan teknologi dalam proses pengolahan, memanfaatkan boiler untuk menghilangkan gas sebagai bagian dari pengolahan gula, dan thermal oil heater sebagai penghasil energi panas di Standar Indonesia Karet (SIR) tanaman (dari bahan bakar solar ke cangkang).
  4. Pertanian; mengganti pupuk organik dari produk sampingan Pabrik Kelapa Sawit untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan solusi alami (Nilai Konservasi Tinggi (HCV), keanekaragaman hayati, pengelolaan gulma, dan pengelolaan penutup tanah).
  5. Kehutanan dan Penggunaan Lahan lainnya; meningkatkan pengelolaan air di lahan gambut untuk mengurangi emisi lahan dan penyerapan karbon tahunan dari pertumbuhan batang pohon.
  6. Inisiatif PTPN Group diproyeksikan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 1.819 kt CO2-eq atau 72% dari BOU pada tahun 2020, dan/atau 996 kiloton CO2 mampu menurunkan emisi karbon sebesar 43% (di atas target NDC). Selanjutnya, dampak penurunan emisi kami melalui pengembangan biogas hingga tahun 2042 akan menghasilkan net zero carbon company pada tahun 2060.
  7. Mulai saat ini, PTPN Grup berkomitmen terhadap perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, mengembangkan kemampuan dan kemajuan teknologi sebagai bagian dari misi PTPN Grup untuk menjadi perusahaan agribisnis pesaing kelas dunia.