Pilih Laman

Health & Safety

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan pekerja memiliki dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional PTPN. Kami berkomitmen untuk mencapai zero accident di lingkungan kerja PTPN guna mendorong pertumbuhan produktivitas. Kami mengadopsi banyak kebijakan dan inisiatif untuk mengatasi risiko kesehatan dan keselamatan pekerja, termasuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan pekerja, pelatihan, dan audit berkala.

Dalam mencapai komitmen tersebut, Perseroan telah melaksanakan beberapa inisiatif:

  1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), diaudit setiap 3 tahun sekali sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
  2. Penerapan SMK3 di lingkungan Perseroan dijamin oleh Direksi.
  3. Sosialisasi, pelatihan, dan pemenuhan kualifikasi atau sertifikasi bagi personel yang membutuhkan kualifikasi tertentu.
  4. Pengembangan aplikasi SIMAKO (Sistem Manajemen Risiko) untuk melakukan identifikasi risiko oleh seluruh risk owner dengan sistem teknologi informasi.
  5. Pemeriksaan berkala terhadap peralatan, ruangan, serta sarana dan prasarana lainnya.
  6. Pelatihan untuk mendapatkan izin kerja khusus bagi pekerja yang melakukan pekerjaan di lingkungan berisiko tinggi, yaitu mereka yang bekerja di atas 3-4 meter dan panen di kabel listrik.

Dengan inisiatif-inisiatif tersebut, PTPN berhasil menekan Lost Time Injury Frequency rate (LTIFR) sejak tahun 2020 di sekitar angka 2, namun kami tidak akan berhenti bekerja sampai angka ini dapat diturunkan secara konsisten. Kami berkomitmen untuk mencapai zero fatalities di PTPN dan menurunkan LTIFR sebesar 15% setiap tahunnya. Pengembangan inisiatif untuk lebih meningkatkan keselamatan kerja meliputi:

  1. Memperkuat mekanisme identifikasi bahaya & penilaian untuk mengidentifikasi, memantau (termasuk bahaya kecil) melalui aplikasi SIMAKO
  2. Memastikan berjalannya proses internal untuk melacak proses mitigasi & PIC dari semua bahaya yang teridentifikasi
  3. Memastikan kesesuaian & perolehan sertifikasi internasional, misalnya ISO 45001 pada OHS.
  4. Tingkatkan program kebugaran di luar keselamatan & kesehatan kerja (mis., pelacakan penyakit & pengobatan penyakit kronis)
  5. Mengembangkan pelatihan keselamatan simulasi VR untuk mempercepat pemahaman karyawan junior.
  6. Mengembangkan pelatihan/program keselamatan untuk mencapai target prioritas keselamatan (misal, program rotasi untuk mempelajari praktik terbaik).
  7. Memusatkan pembelajaran keselamatan dari banyak situs perkebunan untuk berbagi praktik terbaik
  8. Mengembangkan cara kerja yang terstruktur bagi kontraktor untuk menyelaraskan & mengadopsi manajemen & budaya PTPN.