Supply Chain Accountability

Akuntanbilitas Rantai Pasok

Komitmen PTPN terhadap keberlanjutan tidak hanya berhenti di lingkup langsung perusahaan, namun juga mencakup seluruh pemasok PTPN, termasuk petani kecil dan koperasi mandiri yang bekerja sama dengan PTPN untuk membeli tambahan bahan-bahan mentah untuk diolah di semua pabrik. PTPN menyadari, apabila aspek sosial dan lingkungan pada rantai pasokan PTPN tidak dikelola dengan baik, maka dampaknya akan berpengaruh langsung pada performa Keberlanjutan/ESG PTPN.

Sejalan dengan komitmen PTPN untuk melaksanakan operasi yang bertanggungjawab dan berkelanjutan, PTPN beranggapan bahwa penting untuk menerapkan standar ESG PTPN kepada seluruh rantai pasokan PTPN.

Manajemen proses pengadaan
Sepanjang proses pengadaan, PTPN telah menerapkan inisiatif untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan:

  1. ESG Due Dilligence dengan memastikan ketersediaan pemetaan lahan dan dokumen legalitas konsesi
  2. Kriteria ESG di kontrak pemasok
  3. Pemantauan ESG pemasok secara berkala, baik secara internal maupun eksternal.
  4. Meningkatkan kinerja rantai pasokan, melalui pelatihan dan lokakarya kepada pemasok, membantu Program Peremajaan Sawit Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa sawit (BPDPKS), dll.

Traceability produk
Sejalan dengan komitmen PTPN untuk pembangunan berkelanjutan yang bertanggung jawab serta mengakui dampak lingkungan dari pemasok TBS, PTPN meyakini perlunya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi setempat dengan perlindungan lingkungan. Dengan dilakukannya Traceability dalam pengadaan TBS dapat mengurangi risiko lingkungan.

Terdapat dua aspek traceability yang ditekankan oleh PTPN yaitu traceability kepada kebun dimana TBS berasal dan Pabrik dimana CPO diproses. Sebagai sebuah perusahaan, PTPN bertanggung jawab atas penelusuran TBS yang diproses pada pabrik. Selain itu, peran PTPN adalah membuat pemasok dan perantara sadar akan standar penelusuran dan keberlanjutan yang harus perusahaan patuhi, dengan demikian, PTPN membutuhkan data dari para pemasok agar bisa memetakan ketertelusuran ke perkebunan, seperti yang telah diupayakan oleh PTPN saat ini. Implementasi traceability yang dilakukan oleh PTPN sejalan dengan standar sistem mutu dan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional (RSPO/ISPO).

Sejalan dengan prinsip RSPO, dalam proses sertifikasi RSPO perusahaan melakukan audit terhadap setiap pabrik dan kebun untuk mengetahui asal dari TBS dan CPO.